(musik backsound perlahan pelan dan hilang berganti suara gotri)
"namaku triatmodjo sukardi. aku anak tunggal di keluarga ini. pasti kalian heran, aku anak tunggal tapi namaku tri, yang berarti tiga. entah dari mana nama itu melekat di namaku. tapi kata bapakku, dulu sebelum aku lahir, ada dua anak yang terlahir dari rahim ibuku, tapi sayang semua mati, eh meninggal saat mereka lahir. jadilah aku anak ketiga yang tunggal.hehehe
aku tinggal di jogja bagian selatan, yang tepatnya di mbantul, yang lebih tepatnya di sewon, dan paling tepatnya lagi di belakang kampus ISI.
tiap pagi sebelum ayam jago berkokok aku sudah terbangun, tepatnya jam 7:00, maklum aku ndak punya ayam jago, ayam di ruahku semua betina. kata bapakku biar bisa bertelur, biar kita sekeluarga bisa makan. maklum saja kami orang sangat sederhana sekali, alias miskin.
ini foto pacarku, lebih tepatnya calon pacar. hehehe dan yang itu poster band favorit aku" aku berdiri dan mengikuti gaya mereka, aku tersenyum dan membayangkan menjadi mereka. "yeah rock man.."
(cameraman berjalan memutar di bagian bawah)
kata orang hidup itu berawal dari mimpi. tapi ndak buat aku. kata bapakku, hidup itu berawal dari kenyataan. jadi setiap aku bermimpi selalu saja di marahin sama bapakku.padahal aku punya mimpi jadi bintang superstar,minimal ya penyanyi kaya di poster tadi. katanya...
(camera berbayang dan rabun, flasback ke masa silam)
"kamu tu gak usah mimpi. apalagi pengen jadi supermi"
"superstar pak" aku meralatnya.
"iya itu supertar atau superboy. kamu tu anak ornag miskin le, jangan buat bapak dan simbokmu pusing lagi mikirin mimpi kamu" kata bapakku sambil jari kelingkingnya di masukkan ke lubang pantat ayam untuk mengetahui ayamnya sudah mau bertelum apa belum.
(gambarnya kembali lagi di masa sekarang)
ya kenyataan yang membuat aku begini, hidup mengamen di tiap jalan. karena itu juga, aku selalu di pandang sebelah mata oleh tetangga aku. tepatnya depan rumah persis. ya ndak persis-persis banget sih. tapi maklum saja kalo dia memandang aku sebelah mata, la wong matanya, amit-amit jabang bayi ojo kaget, matanya merem satu, alias punya mata satu. dan dia selalu mencibir keluargaku, tapi aku tetep cuek. kaya pepatah yang aku dapatkan waktu SD dulu. anjing menggonggong biarkan saja, la wong anjing bisanya cuma menggonggong, ya to? kalo berkokok malah aku curi trus aku jual, pasti laku mahal.
(cameraman mengikuti kemana pergi gotri dengan di iringi lagu dari endank soekamti sebagai backsound. saat gotri loncat menyebrangi genangan air, cameraman juga mengikuti, saat gotri melintasi lintasan kereta api, cameraman juga masih mengikiti)
"woi tri..." salah satu dari tiga temenku menyapaku saat mereka melihatku berlari kecil yang membuatku mengalihkan pandanganku ke mereka. aku berhenti, mereka yang menghampiriku.
"hari ini kita ngamen dimana?" lanjut pardi.
"di gerbong saja yuk" usul bandi
"kemaren kan sudah. lagian kalo ketahuan petugas, kita akan di usir" ucapku
"trus" tanya cepat bandi
kami berempat terdiam sesaat berpikir. dua menit kemudian kami di kagetkan dengan suara lantang bayu "aha.. kita ngamen di pasar bringharjo saja. disana banyak cewek-ceweknya"
"wuuu dasar" ucap kami serempak
(bersambung dulu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar