Selasa, 16 Oktober 2012

D.K.Y.I

aku sendiri masih binggung dengan tasya, tak biasanya di hari ini hanya mengajak aku saja untuk merayakan hari ultahnya tepat di hari ini di sebuah restoran mewah seperti ini. namun aku kaget ketika ternyata dia juga mengundang rendipacar yang amat dia sayang. selama kami menunggu rendi, dia tak banyak bicara, entah karena wajahnya yang terlihat pucat atau memang ada sesuatu dengannya.
sebenarnya ingin sekali aku mengatakan kalau rendi itu bajingan, namun aku tak pernah sanggup untuk mengatakan karena penyakit yang ada dalam tubuhnya bisa merenggut nyawanya bila aku tetap mengatakan. "maafkan aku tas" ucapku dalam hati.
"kok kamu gelisah gitu nan?" tiba-tiba dia bertanya padaku
"gak apa-apa tas, mungkin ac nya terlalu dingin"
setelah lima belas menit menunggu, akhirnya rendi datang juga. dia duduk berhadapan denganku dan wajahnya terlihat bingung seperti aku tadi. ya, pasti dia bingung mengapa tasya mengajak dia dan aku untuk merayakan ultahnya bertiga saja.
tak lama setelah rendi memesan minuman, tasya akhirnya angkat bicara, suaranya terdengar lembut dan merdu tak seperti biasa yang super cerewet. "pasti kalian bingung kenapa aku ajak kalian berdua ke tempat ini di hari ultahku"
aku dan rendi saling tatap lalu kembali menatap tasya tanpa sepatah katapun.
"sebenarnya ada yang mau aku bicarakan ke kalian berdua" lanjutnya yang membuat kami masih terdiam penasaran. "aku sudah lama kalian ada hubungan kusus di belakang aku" sontak ucapannya membuat kami kaget, keringatku mulai meleleh seperti gunung es yang mencair lalu membanjiri seluruh wajahku. tak sangka ternyata dia tau hubunganku dengan rendi. "tenang aja, aku gak marah kok, aku tau kalau rendi sebenarnya sudah tak mencintaiku, namun dia takut mengatakan ini semua. jadi sekarang aku ingin mengikhlaskan kalian berdua" ucapannya kali ini tambah menbuatku hancur dan merasa malu ditambah lagi merasa bersalah. aku hanya bisa mengucapkan kata maaf, sedang rendi terliaht diam saja yang sesekali melirik melihatku. "aku ingin kalian bahagia" lalu dia tersenyum manis kepadaku. seperti ada yang beda dalam senyumnya kali ini, tapi tak tau apa di balik itu. "aku ketoilet dulu ya" lanjutnya.
hampir setengah jam tasya tak kembali dan aku putuskan untuk menyusulnya, namun tiba-tiba HP ku berdering yang menbuatku mengurungkan niatku itu. aku kaget bukan kepalang ketika rara adikya memberi kabar tentang kematian tasya siang tadi di rumah sakit karena sakit kompilasi yang di deritanya. aku masih tak percaya dengan semua ini, lantas tanpa pikir panjang aku berlari ke toilet, sungguh terkejut aku tak dapat bicara, seluruh tubuhku meluruh jatuh bersandar di dinding. tasya tak ada di toilet setelah aku bertanya kepada office girl...
(starbucks 20:15@dAN_aku...)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar