"orang kok bisa punya mobil ya? kerjaanya apa ya
ndut?" saat memandang sebuah mobil Honda Jazz yang terparkir di halaman
rumah tak jauh dari gardu ronda dimana dia dan gendut berada.
"kalo cuma beli sih gampang, tapi yang susah setelah belinya itu king.
coba deh itung, sehari buat beli bensinya berapa, trus sebulan berapa,
belum lagi buat perawatannya, itu baru buat mobil, belum lagi buat
makan, uang jajan anaknya, bayar listrik, pulsa, kebutuhan rumah. apa
cukup cuma ratusan ribu? nggak kan? pasti ampe jutaan kan? trus gajinya
sebulan berapa ya? aku aja yang tiap hari kerja banting tulang ampe lupa
waktu, masih aja miskin kayak gini" ucap gendut.
"iya iya ndut. tapi yang jelas lebih dari pengeluaranya sebulan. trus
berapa ya ndut?" tangannya sambil menggarut kepala bagian belakang. "kok
bisa ya ndut? caranya gimana ya ndut biar bisa jadi orang kaya?"
lanjut dia bingung.
"wah aku juga nggak tau
king. tapi besok kalo aku udah jadi orang kaya, aku kasih tahu caranya
gimana" ucap gendut dan di akhiri dengan kekehan.
"ah ngimpi kamu ndut, SMP saja kamu nggak lulus mau jadi orang kaya" ceking menyangkalnya.
"iet..jadi orang kaya itu nggak harus lulusan sarjana king. coba lihat
deh, bayak juga yang cuma lulusan SMP atau bahakan SD yang bisa jadi
orang kaya. yang penting tu mau berusaha keras dan jangan malasan.
percuma kan kalo lulusan sarjana tapi orangnya malasan, sama aja kan
hayo?" dengan nada sok bijak
"tapi...tadi
kamu bilang kamu kerja ampe banting tulang aja masih aja miskin kan,
hayo?" mulutnya sambil mengunyah ubi rebus, sedang gendut tengah asik
menikmati kopi yang masih mengebul.
"iya
iya...trus apa yang salah ya king?" api yang tadi berpijar memancarkan
kebijakan seketika redup padam setelah mendengar ucapan ceking tadi.
"aku juga nggak tahu ndut. kalo aku tahu, aku pasti udah jadi orang kaya sejak dulu"
mereka saling tatap tanpa ada sedikitpun sara yang keluar dari mulut
mereka, hanya suara riuh dari acara di tv yang terdengar. dalam
pikiranya mereka saling mencari sesuatu yang mereka sendiri tidak tahu
apa.
"woi.. pada ngapain kalian bengong
gitu. di suruh jaga malah pada bengong gitu, ntar kalo ada maling
gimana?" ucap kribo yang baru saja datang.
dengan jelas gendut menceritakan kembali apa yang sedang mereka
bicarakan sedari tadi yang membuat akhirnya mereka saling melongo
bengong.
"o gitu. itu namanya, hidup kalian belum beruntung dan belum jadi rejeki kalian"
"trus biar hidup kita beruntung dan jadi rejeki kita gimana?" tanya
ceking penasaran yang di ikuti oleh gendut. "iya gimana caranya bo?"
"berdoa dan berusaha, lalau tawakal, apapun hasilnya yang penting kita
sudah berusaha. ingat Tuhan nggak akan menyia-nyiakan setetes keringat
setiap umatNYA yang mau bekerja keras dan berdoa. entah sekarang atau
suatu saat, DIA pasti akan membayarnya. oya satu lagi, dan jangan banyak
tanya, apalagi banyak heran seperti kalian. liat orang kaya aja heran.
ngerti nggak?"
"iya ngerti" ucap ceking dan gendut kompak.
"tapi jangan asal ngerti aja, di kerjakan juga apa yang aku bilang tadi"
"tapi..kenapa kamu masih juga seperti kami?" ucap ceking
"iya bo, jangan-jangan itu cuma omong doang? buktinya kamu masih seperti kita, hayo?" lanjut gendut
"eee itu.. ee itu"
akhirnya waktulah yang harus menghentikan obrolan yang entah kemana
juntrungannya. bagi mereka, menjadi orang kaya hanyalah sebuah kutukan
yang tak akan pernah terjadi dalam hidup mereka, bahkan bermimpi pun
mereka tak bisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar