Kamis, 29 November 2012

bensin ajaib

sebenarnya ia malas untuk menerima ajakan Reno untuk nongkrong setelah pulang kerja. ia lelah, tenaganya sudah terkuras habis oleh pelanggan yang begitu ramai tadi. namun rayuan maut Reno mampu mengalahkan itu semua.
berpayung lampu-lampu kota, ia melajukan motornya dengan cepat, walau sebenarnya tak butuh waktu lama untuk sampai di tempat yang mereka janjikan. dalam hatinya ia selalu berharap pada gerimis ini agar Reno membatalkan janjinya. namun apadaya, harapannya musnah begitu ia lihat Reno sudah berada disana. sepertinya Reno niat betul untuk ketemu dengan Angger. entah karena memang sudah lama tak bertemu atau memang ada hal yang ingin Reno bicarakan kepada angger.
"akhirnya datang juga kamu ger" ucap Reno setelah Angger duduk di hadapannya.
"tadinya sih males, tapi berhubung kamu pilih tempat yang sejalur arah rumahku, ya aku pikir apa salahnya untuk mengiyakan tawaranmu" jawab Angger sambil mengusap rambutnya yang basah setelah berlari dari tempat parkir menerobos gerimis yang kini telah menjadi hujan. tak lupa juga ia segera memesan capucino panas untuk menghangatkan tubuhnya.
dalam secangkir capucino yang bisa menghangatkan suasana di kala hujan masih mengguyur, mereka asik berbincang bak ibu-ibu yang sedang asik ngerumpi, yang akhirnya mereka putuskan untuk pulang setelah hujan benar-benar reda.
ia melihat jam ditangannya sudah menunjukan pukul dua belas lewat empat puluh lima. ia tancap gas secepat mungkin agar cepat sampai dirumahnya karena yang ada dalam benaknya hanya bantal dan kasur yang sudah memanggil-manggil namanya sedari tadi. tapi lagi-lagi angannya pupus di tengah jalan. untuk ketiga kalinya ia naas setelah naas tak bisa pulang cepat, naas kehujanan saat menuju tempat tadi dan sekarang harus naas karena motornya kehabisan nyawanya. ia tadi lupa untuk mengisi bensin. dengan terpaksa ia harus mendorng motornya sampai rumahnya yang masih sekitar satu kilo lagi karena ia tahu tak mungkin ada warung penjual bensin eceran yang masih buka jam segini. sedikit demi sedikit keringatnya mulai membasahi sekujur tubuhnya. ia berusaha melewati jalan pintas untuk mempersingkat jarak walau ia tahu akan melewati tempat-tempat yang sepi dan gelap.
tiba-tiba ia di kejutkan oleh suara wanita yang berteriak menghentikannya. setelah di lihat ternyata wanita itu sedang merintih kesakitan, tangannya terus memegang perutnya yang tambun. wanita itu tengah hamil besar. wanita itu meminta Angger untuk mengantarkannya kerumah bidan untuk melahirkan.
"tapi motor saya kehabisan bensin bu"
"sebentar ibu ambilkan bensin dirumah, kebetulan ibu jualan bensin"
tanpa basa-basi Angger menerima tawaran ibu tadi karena ia tak mau mati kelelahan mendorong motornya.
"suami ibu kemana kok gak nganterin?" pertanyaan itu akhirnya keluar juga dari mulut Angger setelah otaknya di penuhi rasa heran.
"suami ibu belum pulang dari mengantar barang" jawabnya disela menahan rasa mulas.
akhirnya motor Angger berhenti tepat di rumah dengan papan besar yang bertulis bidan Retno Anggraeni.
"terima kasih nak. biar nanti suami ibu yang jemput ibu kesini"
"saya bu yang seharusnya terima kasih sudah di beri bensin. kalau gak ada ibu, saya pasti masih sibuk dorong motor, malah dorong sampai rumah. ya sudah kalu begitu saya pulang dulu bu. dan semoga bayi ibu lahir dengan selamat"
ibu itu hanya tersenyum dan gontai berjalan menuju pintu yang masih tertutup.
                                                               ****************

tiga minggu setelah kejadian di malam yang naas itu, ia teringat satu hal yang mengganjal pikirannya. ia ingat betul sudah tiga minggu ini ia tak mengisi bensin. tapi entah kenapa jarum spedonya tak pernah bergerak turun, padahal ia yakin spedonya masih berfungsi dengan baik dan anehnya lagi, motornya tak pernah kehabisan bensin selama ini. ia benar-benar bingung dan tak percaya. lantas saja ia memeriksa langsung ke tangki motornya. betapa kagetnya ia setelah melihat tangki motornya kosong tak ada bensin setetespun. tiba-tiba jarum spedo tadi menunjuk ke huruf E.
ia tak percaya dengan semua ini. setelah ia mengisi bensin motornya penuh, ia segera berangkat kerja dan memilih rute yang melewati rumah ibu hamil itu. dan alangkah kagetnya lagi ternyata rumah itu adalah sebuah kuburan. ia terdiam, masih meyakinkan diri bahwa dirinya masih hafal betul lokasi rumah itu. tapi kenyataan kini tetap adalah sebuah kuburan yang ada di depannya. "jadi wanita hamil itu..." ia cepat-cepat pergi dari sana setelah bulu kuduknya mulai berdiri.

#jogja 29-11-12 jam 12 malam#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar