seperti biasa ia terbangun sebelum sang fajar keluar dari peraduannya, ia dan santri yang lain bergegas ke masjid untuk melaksanakan sholat subuh yang selalu di lanjutkan dengan mengaji sampai sang fajar tersenyum dan melambaikan sinarnya. maklum saja ia adalah seorang santri di sebuah pondok di kota ini.
waktu itu hari minggu, saat ia sedang mengantri makanan favoritnya untuk sarapan di tempat mbok Jum yang berada tak jauh dari pondoknya, karena pondoknya berbaur dengan kawasan rumah penduduk jadi selain para santri-santri yang selalu wira-wiri di kawasan ini, masih banyak penduduk yang lain berlalu lalang. sebelum ia sampai di barisan pertama, matanya tak sengaja melihat seorang lelaki berkulit putih dengan wajah yang begitu bersih nan imut menurutnya, apalagi saat itu wajah lelaki itu basah terkena keringat yang mengalir sampai ke leher dan bersarang di handuk kecil yang melingkar di lehernya. lelaki itu sedang joging sendirian. belum sampai 2 menit, pandangannya ia alihkan ke lain arah agar dia tak mengetahui bahwa dirinya sedang memperhatikannya. "subhanallah cowok tadi imut banget" ucapnya dalam hati sebelum akhirnya ia sadar dan mengucap astagfirullah. kini pikiran itu hilang berganti bubur di tangan yang sudah ia tunggu-tunggu.
kini sudah genap seminggu dan ini sudah ke empat kalinya ia melihat lelaki itu, wajah lelaki itu masih sama seperti hari-hari yang lalu. tapi entah kenapa kali ini ada yang lain di hatinya, ia merasa berdebar-debar. mungkin karena kali ini tanpa sengaja mata mereka saling beradu dan lelaki itu sempat tersenyum padanya sebelum ia menundukkan wajahnya karena ia tak mau terlalu lama bertatap mata dengannya. ia pun tak membalas senyumannya, ia terlalu malu melakukan itu.
setelah jadwal mengajinya selesai jam 22:00, ia langsung pergi ke asramanya untuk segera tidur karena ia merasa badannya lelah dengan aktifitasnya di pondok ini. namun tiba-tiba wajah dan senyuman itu terlintas mengganggu pikirannya, bahkan hatinya semakin tak jelas apa yang ia rasakan kini. tapi ia tak mau menyimpulkan apa ini. ia geleng-gelengkan sembari mengucap astagfirullah berulang-ulang sampai pikirannya bersih dari bayangan itu dan ia bisa segera tidur.
hari ini ada yang lain ketika ia rutin sedang mengantri bubur mbok Jum, matanya clingak-clinguk seperti elang sedang mencari mangsa sampai temannya heran dengan apa yang ia lakukan. "gak cari apa-apa kok" jawabnya setelah sinta tanya padanya. tak berselang lama, ia melakukan hal itu lagi, ada sesuatu dalam hati yang berbisik padanya untuk terus mencari lelaki itu. sampai bubur sudah ditangan, ia belum juga melihatnya. bahkan sebelum masuk pintu gerbang ia sempat menoleh sebentar ke belakang berharap melihanya.
tak terasa kini sudah genap satu minggu ia tak melihatnya. hatinya makin berontak untuk bisa bertemu dengan lelaki itu. entah ada apa dengannya kini, baru kali ini ia merasakan hal seperti ini. apa ini namanya cinta? ia benar-benar tak tau karena ia belum sekalipun pernah dekat dengan manusia yang bernama lelaki, apalagi merasakan yang namanya cinta. ia pun tak berani bercerita dengan temannya, ia takut kalau bukan jawaban yang ia dapatkan, melainkan sebuah ceramah. namun perasaan ini begitu menyiksanya. "apa ini yang namanya cinta?" ia bertanya dalam hati. "apa ini yang namanya cinta?" lalu ia bertanya sekali lagi pada bintang jatuh yang tertangkap oleh kedua matanya dari balik kaca jendela asramanya. dan ia berharap ini adalah cinta, cinta pertamanya, cinta yang pada pandangan pertamanya. agar ia bisa merajut asa dalam mimpi, mimpi malam ini.
"jogja 09-11-12 malam"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar