sebenarnya ia malas untuk menerima ajakan Reno untuk nongkrong setelah pulang kerja. ia lelah, tenaganya sudah terkuras habis oleh pelanggan yang begitu ramai tadi. namun rayuan maut Reno mampu mengalahkan itu semua.
berpayung lampu-lampu kota, ia melajukan motornya dengan cepat, walau sebenarnya tak butuh waktu lama untuk sampai di tempat yang mereka janjikan. dalam hatinya ia selalu berharap pada gerimis ini agar Reno membatalkan janjinya. namun apadaya, harapannya musnah begitu ia lihat Reno sudah berada disana. sepertinya Reno niat betul untuk ketemu dengan Angger. entah karena memang sudah lama tak bertemu atau memang ada hal yang ingin Reno bicarakan kepada angger.
"akhirnya datang juga kamu ger" ucap Reno setelah Angger duduk di hadapannya.
"tadinya sih males, tapi berhubung kamu pilih tempat yang sejalur arah rumahku, ya aku pikir apa salahnya untuk mengiyakan tawaranmu" jawab Angger sambil mengusap rambutnya yang basah setelah berlari dari tempat parkir menerobos gerimis yang kini telah menjadi hujan. tak lupa juga ia segera memesan capucino panas untuk menghangatkan tubuhnya.
dalam secangkir capucino yang bisa menghangatkan suasana di kala hujan masih mengguyur, mereka asik berbincang bak ibu-ibu yang sedang asik ngerumpi, yang akhirnya mereka putuskan untuk pulang setelah hujan benar-benar reda.
ia melihat jam ditangannya sudah menunjukan pukul dua belas lewat empat puluh lima. ia tancap gas secepat mungkin agar cepat sampai dirumahnya karena yang ada dalam benaknya hanya bantal dan kasur yang sudah memanggil-manggil namanya sedari tadi. tapi lagi-lagi angannya pupus di tengah jalan. untuk ketiga kalinya ia naas setelah naas tak bisa pulang cepat, naas kehujanan saat menuju tempat tadi dan sekarang harus naas karena motornya kehabisan nyawanya. ia tadi lupa untuk mengisi bensin. dengan terpaksa ia harus mendorng motornya sampai rumahnya yang masih sekitar satu kilo lagi karena ia tahu tak mungkin ada warung penjual bensin eceran yang masih buka jam segini. sedikit demi sedikit keringatnya mulai membasahi sekujur tubuhnya. ia berusaha melewati jalan pintas untuk mempersingkat jarak walau ia tahu akan melewati tempat-tempat yang sepi dan gelap.
tiba-tiba ia di kejutkan oleh suara wanita yang berteriak menghentikannya. setelah di lihat ternyata wanita itu sedang merintih kesakitan, tangannya terus memegang perutnya yang tambun. wanita itu tengah hamil besar. wanita itu meminta Angger untuk mengantarkannya kerumah bidan untuk melahirkan.
"tapi motor saya kehabisan bensin bu"
"sebentar ibu ambilkan bensin dirumah, kebetulan ibu jualan bensin"
tanpa basa-basi Angger menerima tawaran ibu tadi karena ia tak mau mati kelelahan mendorong motornya.
"suami ibu kemana kok gak nganterin?" pertanyaan itu akhirnya keluar juga dari mulut Angger setelah otaknya di penuhi rasa heran.
"suami ibu belum pulang dari mengantar barang" jawabnya disela menahan rasa mulas.
akhirnya motor Angger berhenti tepat di rumah dengan papan besar yang bertulis bidan Retno Anggraeni.
"terima kasih nak. biar nanti suami ibu yang jemput ibu kesini"
"saya bu yang seharusnya terima kasih sudah di beri bensin. kalau gak ada ibu, saya pasti masih sibuk dorong motor, malah dorong sampai rumah. ya sudah kalu begitu saya pulang dulu bu. dan semoga bayi ibu lahir dengan selamat"
ibu itu hanya tersenyum dan gontai berjalan menuju pintu yang masih tertutup.
****************
tiga minggu setelah kejadian di malam yang naas itu, ia teringat satu hal yang mengganjal pikirannya. ia ingat betul sudah tiga minggu ini ia tak mengisi bensin. tapi entah kenapa jarum spedonya tak pernah bergerak turun, padahal ia yakin spedonya masih berfungsi dengan baik dan anehnya lagi, motornya tak pernah kehabisan bensin selama ini. ia benar-benar bingung dan tak percaya. lantas saja ia memeriksa langsung ke tangki motornya. betapa kagetnya ia setelah melihat tangki motornya kosong tak ada bensin setetespun. tiba-tiba jarum spedo tadi menunjuk ke huruf E.
ia tak percaya dengan semua ini. setelah ia mengisi bensin motornya penuh, ia segera berangkat kerja dan memilih rute yang melewati rumah ibu hamil itu. dan alangkah kagetnya lagi ternyata rumah itu adalah sebuah kuburan. ia terdiam, masih meyakinkan diri bahwa dirinya masih hafal betul lokasi rumah itu. tapi kenyataan kini tetap adalah sebuah kuburan yang ada di depannya. "jadi wanita hamil itu..." ia cepat-cepat pergi dari sana setelah bulu kuduknya mulai berdiri.
#jogja 29-11-12 jam 12 malam#
Kamis, 29 November 2012
Kamis, 22 November 2012
my monster...
hai monster...
entah kenapa kamu menjelma seperti ini dan masih saja bersarang disini. menggerogoti hati menyiksa diri. meracuni setiap darah yang mengalir hingga otak. memaksaku untuk membunuh.
monster..
aku ingin sekali lepas dari kamu yang seperti ini. bukan seperti ini. jadilah yang ku mau saja. biar aku bisa tenang bersama hujan. karena aku ingin lihat pelangi ke dua...
entah kenapa kamu menjelma seperti ini dan masih saja bersarang disini. menggerogoti hati menyiksa diri. meracuni setiap darah yang mengalir hingga otak. memaksaku untuk membunuh.
monster..
Rabu, 14 November 2012
Selasa, 13 November 2012
tanda-tanda yang tak bertanda...
di antara tanda-tanda kekuasaanNYA yang tak bertanda
dalam kepastian yang terjadi yang tak bisa di telusuri
hanya sebuah duka yang kini tersisa menyayat
bersama lantunan doa dalam sebuah ayat
semua tertumpah ruah dalam tangis
membanjiri takdir yang sudah tergaris
di antara tanda-tanda kekuasaanNYA yang tak bertanda
dalam kepastian yang terjadi yang tak bisa di telusuri
ia pergi...
(aku dedikasikan untuk teman, keluarganya dan yang berduka atas kepergiannya)
dalam kepastian yang terjadi yang tak bisa di telusuri
hanya sebuah duka yang kini tersisa menyayat
bersama lantunan doa dalam sebuah ayat
semua tertumpah ruah dalam tangis
membanjiri takdir yang sudah tergaris
di antara tanda-tanda kekuasaanNYA yang tak bertanda
dalam kepastian yang terjadi yang tak bisa di telusuri
ia pergi...
(aku dedikasikan untuk teman, keluarganya dan yang berduka atas kepergiannya)
Minggu, 11 November 2012
hilang
lagu ini aku ciptakan saat aku merasa kesepian di phaRazit in action studio. tentang suatu kehilangan yang selalu mengahantuiku.... aku hanya ingin mengexpresikan apa yang aku rasakan walau memang suaraku ancur. yang penting berkarya... @phRzt 280912 10:04 wib
di bawah langit yang bertabur bintang-bintang terang
menari resah seperti hatiku
yang sepi tanpa kehadiran kamu lagi sayang
di malam ini aku berharap
dirimu datang tuk menamani diriku sayang
sejanak saja obati rinduku
namun dirimu tetap saja dan berlalu
tak akan ada lagi
senyummu menamani
disetiap langkah-langkahku
tak akan ada lagi
ceriamu mewarnai
menghiasi hari-hariku
hilang...
selamatkan aku dari tempat ini
dari kesepian tanpa kamu disisiku sayang
dengarkan aku suara hatiku
yang masih memanggil namanu di setiap waktu...
hai monster...
hari ini aku lagi muak denganmu, karena hari ini kamu berubah jadi zombie yang mengoyak-oyak dinding hatiku dan mulai mengkontaminasi hatiku dengan air liurmu yang beracun, bahkan mengalir ke seluruh tubuh hingga aku terjangkit sindrom mayat hidup sepertimu.
bisa gak kamu berubah jadi sesuatu yang indah, bukan zombie seperti ini. aku tak butuh dia. apalagi alibinya.
Sabtu, 10 November 2012
Jumat, 09 November 2012
apa ini yang namanya cinta?
seperti biasa ia terbangun sebelum sang fajar keluar dari peraduannya, ia dan santri yang lain bergegas ke masjid untuk melaksanakan sholat subuh yang selalu di lanjutkan dengan mengaji sampai sang fajar tersenyum dan melambaikan sinarnya. maklum saja ia adalah seorang santri di sebuah pondok di kota ini.
waktu itu hari minggu, saat ia sedang mengantri makanan favoritnya untuk sarapan di tempat mbok Jum yang berada tak jauh dari pondoknya, karena pondoknya berbaur dengan kawasan rumah penduduk jadi selain para santri-santri yang selalu wira-wiri di kawasan ini, masih banyak penduduk yang lain berlalu lalang. sebelum ia sampai di barisan pertama, matanya tak sengaja melihat seorang lelaki berkulit putih dengan wajah yang begitu bersih nan imut menurutnya, apalagi saat itu wajah lelaki itu basah terkena keringat yang mengalir sampai ke leher dan bersarang di handuk kecil yang melingkar di lehernya. lelaki itu sedang joging sendirian. belum sampai 2 menit, pandangannya ia alihkan ke lain arah agar dia tak mengetahui bahwa dirinya sedang memperhatikannya. "subhanallah cowok tadi imut banget" ucapnya dalam hati sebelum akhirnya ia sadar dan mengucap astagfirullah. kini pikiran itu hilang berganti bubur di tangan yang sudah ia tunggu-tunggu.
kini sudah genap seminggu dan ini sudah ke empat kalinya ia melihat lelaki itu, wajah lelaki itu masih sama seperti hari-hari yang lalu. tapi entah kenapa kali ini ada yang lain di hatinya, ia merasa berdebar-debar. mungkin karena kali ini tanpa sengaja mata mereka saling beradu dan lelaki itu sempat tersenyum padanya sebelum ia menundukkan wajahnya karena ia tak mau terlalu lama bertatap mata dengannya. ia pun tak membalas senyumannya, ia terlalu malu melakukan itu.
setelah jadwal mengajinya selesai jam 22:00, ia langsung pergi ke asramanya untuk segera tidur karena ia merasa badannya lelah dengan aktifitasnya di pondok ini. namun tiba-tiba wajah dan senyuman itu terlintas mengganggu pikirannya, bahkan hatinya semakin tak jelas apa yang ia rasakan kini. tapi ia tak mau menyimpulkan apa ini. ia geleng-gelengkan sembari mengucap astagfirullah berulang-ulang sampai pikirannya bersih dari bayangan itu dan ia bisa segera tidur.
hari ini ada yang lain ketika ia rutin sedang mengantri bubur mbok Jum, matanya clingak-clinguk seperti elang sedang mencari mangsa sampai temannya heran dengan apa yang ia lakukan. "gak cari apa-apa kok" jawabnya setelah sinta tanya padanya. tak berselang lama, ia melakukan hal itu lagi, ada sesuatu dalam hati yang berbisik padanya untuk terus mencari lelaki itu. sampai bubur sudah ditangan, ia belum juga melihatnya. bahkan sebelum masuk pintu gerbang ia sempat menoleh sebentar ke belakang berharap melihanya.
tak terasa kini sudah genap satu minggu ia tak melihatnya. hatinya makin berontak untuk bisa bertemu dengan lelaki itu. entah ada apa dengannya kini, baru kali ini ia merasakan hal seperti ini. apa ini namanya cinta? ia benar-benar tak tau karena ia belum sekalipun pernah dekat dengan manusia yang bernama lelaki, apalagi merasakan yang namanya cinta. ia pun tak berani bercerita dengan temannya, ia takut kalau bukan jawaban yang ia dapatkan, melainkan sebuah ceramah. namun perasaan ini begitu menyiksanya. "apa ini yang namanya cinta?" ia bertanya dalam hati. "apa ini yang namanya cinta?" lalu ia bertanya sekali lagi pada bintang jatuh yang tertangkap oleh kedua matanya dari balik kaca jendela asramanya. dan ia berharap ini adalah cinta, cinta pertamanya, cinta yang pada pandangan pertamanya. agar ia bisa merajut asa dalam mimpi, mimpi malam ini.
"jogja 09-11-12 malam"
waktu itu hari minggu, saat ia sedang mengantri makanan favoritnya untuk sarapan di tempat mbok Jum yang berada tak jauh dari pondoknya, karena pondoknya berbaur dengan kawasan rumah penduduk jadi selain para santri-santri yang selalu wira-wiri di kawasan ini, masih banyak penduduk yang lain berlalu lalang. sebelum ia sampai di barisan pertama, matanya tak sengaja melihat seorang lelaki berkulit putih dengan wajah yang begitu bersih nan imut menurutnya, apalagi saat itu wajah lelaki itu basah terkena keringat yang mengalir sampai ke leher dan bersarang di handuk kecil yang melingkar di lehernya. lelaki itu sedang joging sendirian. belum sampai 2 menit, pandangannya ia alihkan ke lain arah agar dia tak mengetahui bahwa dirinya sedang memperhatikannya. "subhanallah cowok tadi imut banget" ucapnya dalam hati sebelum akhirnya ia sadar dan mengucap astagfirullah. kini pikiran itu hilang berganti bubur di tangan yang sudah ia tunggu-tunggu.
kini sudah genap seminggu dan ini sudah ke empat kalinya ia melihat lelaki itu, wajah lelaki itu masih sama seperti hari-hari yang lalu. tapi entah kenapa kali ini ada yang lain di hatinya, ia merasa berdebar-debar. mungkin karena kali ini tanpa sengaja mata mereka saling beradu dan lelaki itu sempat tersenyum padanya sebelum ia menundukkan wajahnya karena ia tak mau terlalu lama bertatap mata dengannya. ia pun tak membalas senyumannya, ia terlalu malu melakukan itu.
setelah jadwal mengajinya selesai jam 22:00, ia langsung pergi ke asramanya untuk segera tidur karena ia merasa badannya lelah dengan aktifitasnya di pondok ini. namun tiba-tiba wajah dan senyuman itu terlintas mengganggu pikirannya, bahkan hatinya semakin tak jelas apa yang ia rasakan kini. tapi ia tak mau menyimpulkan apa ini. ia geleng-gelengkan sembari mengucap astagfirullah berulang-ulang sampai pikirannya bersih dari bayangan itu dan ia bisa segera tidur.
hari ini ada yang lain ketika ia rutin sedang mengantri bubur mbok Jum, matanya clingak-clinguk seperti elang sedang mencari mangsa sampai temannya heran dengan apa yang ia lakukan. "gak cari apa-apa kok" jawabnya setelah sinta tanya padanya. tak berselang lama, ia melakukan hal itu lagi, ada sesuatu dalam hati yang berbisik padanya untuk terus mencari lelaki itu. sampai bubur sudah ditangan, ia belum juga melihatnya. bahkan sebelum masuk pintu gerbang ia sempat menoleh sebentar ke belakang berharap melihanya.
tak terasa kini sudah genap satu minggu ia tak melihatnya. hatinya makin berontak untuk bisa bertemu dengan lelaki itu. entah ada apa dengannya kini, baru kali ini ia merasakan hal seperti ini. apa ini namanya cinta? ia benar-benar tak tau karena ia belum sekalipun pernah dekat dengan manusia yang bernama lelaki, apalagi merasakan yang namanya cinta. ia pun tak berani bercerita dengan temannya, ia takut kalau bukan jawaban yang ia dapatkan, melainkan sebuah ceramah. namun perasaan ini begitu menyiksanya. "apa ini yang namanya cinta?" ia bertanya dalam hati. "apa ini yang namanya cinta?" lalu ia bertanya sekali lagi pada bintang jatuh yang tertangkap oleh kedua matanya dari balik kaca jendela asramanya. dan ia berharap ini adalah cinta, cinta pertamanya, cinta yang pada pandangan pertamanya. agar ia bisa merajut asa dalam mimpi, mimpi malam ini.
"jogja 09-11-12 malam"
Selasa, 06 November 2012
keresahan yang terjawab (D.K.Y.I)
seperti biasa aku terbangun jam 06:00 wib. tapi kali ini ada yang lain dalam perasaanku, aku resah. entah kenapa tiba-tiba aku teringat dengan dia, tak biasanya aku seperti ini. untung perasaan itu segera berganti bersama datangnya telpon dari pacarku. tapi ternyata telpon dari pacarku tak bisa menghilangkan keresahan tadi. tak ambil pusing aku lekas segera mandi karena hari ini aku dapat shift pagi.
"gila. ini bener-bener gila. kenapa sih pikiran dan perasaanku masih saja padanya" gerutu setelah mandi yang masih saja kepikiran dia. aku tak tahu sebenarnya ada gerangan apa yang terjadi, namun aku berusaha untuk positif thinking kepadanya. walau sebenarnya aku juga sudah hampir setahun ini tak komunikasi lagi dengan dia. dan aku berharap dia baek-baek saja. sebenarnya ingin aku telpon dia untuk memastikan kabar dia, tapi waktu sudah tak memberiku kesempatan untuk menelponnya. aku harus cepat-cepat pergi ke tempat kerja.
aku kira di tempat kerja aku akan terlupa dengan keresahan yang menghantuiku sekarang ini seiring kesibukan pekerjaanku sebagai pramuniaga yang berjaga di outlate kosmetik, namun perasaan itu tak juga hilang. aku mulai tak konsen dengan pekerjaanku. bahkan aku tak mendengar saat customer memanggilku.
"mbak..mbak" dia memanggilku lagi lebih keras
"oh iya mas maaf. bisa saya bantu?" jawabku gelagapan.
"parfum gatsby biru ya mabk, yang besar" ucapnya santai namun mampu membuatku semakin tersentak ke keresahan tadi.seakan lebih jelas dan semakin jelas aku teringat akan dirinya, semuanya.
keresahan yang ada padaku ternyata di ketahui temanku, bahkan katanya sejak aku datang dia sudah bisa melihat dari raut wajahku yang tak seperti biasanya. "gak tau ni San, tiba-tiba aku teringat dia terus dari bangun tidur tadi" jawabku setelah dia tanya ada apa denganku.
"itu udah biasa Na. namanya juga mantan, pasti bisa tiba-tiba inget dia. dan itu tandanya kamu kangen dia" lalu dia tersenyum seperti menyindirku.
"tapi kali ini beda San, ada suatu keresahan yang aku sendiri gak tau itu apa"
wajah santi menyurut seiring wajahku yang serius. "ya positif thinking aja lah Na. kamu telpon aja dia" dia memberi usul.
"sebenarnya tadi juga udah mau aku telpon, tapi gak sempet keburu berangkat. mungkin ntar pas istirahat aku coba telpon dia"
"tapi kamu masih kuat sekarang untuk nglanjutin kerja?" dia bertanya cemas
"masih kok" aku menjawab ragu.
*************************
waktu istirahat pun tiba, aku segera ke atas untuk istirahat di ruang loker. dan aku langsung sholat dzuhur sebelum aku mencoba telpon dia. tapi sayang lagi-lagi kesempatan itu tak ada karena lebih dulu HP ku berdering karena pacarku yang menelpon.
"maaf yang baru selesai sholat" suaraku lusuh tak bersemangat yang rupanya di ketahui oleh pacarku. dan aku coba untuk tak bercerita soal ini karena aku tahu dia tak pernah suka jika aku sebut nama DAN di depannya. maka aku terpaksa berbohong padanya.
"ya sudah kalo gitu. oya nanti sore keluar yuk. mumpung malem minggu" ajaknya penuh semangat.
"maaf yang, kayaknya aku gak bisa, rasanya hari ini aku pengen istirahat dirumah aja" tolakku.
"tapi benar kamu gak kenapa-napa kan? kalo gitu aku kerumah aja ya nemenin kamu"
"gak usah juga yang, aku cuma butuh waktu buat tidur aja kok"
"ya sudah kalo gitu"
aku lihat jam hampir pukul satu. aku paksakan makanan ini masuk ke dalam mulutku yang sebenarnya enggan untuk makan sebelum waktu istirahatku habis gara-gara pacarku tadi telpon.
aku kembali bekerja yang berteman keresahan yang belum juga hilang. raut wajahku tak banyak berubah seperti tadi, cara kerjaku juga malas-malasan, lebih banyak aku habiskan untuk melamun mumpung partnerku yang shift siang sudah datang, dengan begitu aku tak terlalu sibuk melayani customer hingga waktunya pulang pun tiba.
tepat jam 16:00 aku keluar dan aku dapatkan sebuah pesan yang membuat aku sedikit kaget, bahkan rasanya semakin bergetar tak percaya di tambah tak mengerti dengan tulisan yang ada di pesan tadi yang berbunyi "aku tunggu kamu di kedai pizza jam 17:00". tak kusangka justru dia yang sms aku lebih dulu walau aku tak mengerti dengan isi sms itu.
sesampainya di rumah aku lansung mandi dan bergegas ke tempat dimana dia sudah menunggu. entah mengapa juga aku seperti terhipnotis untuk segera datang ke tempat itu. aku pacu laju sepeda motorku agar cepat sampai disana. setelah sampai disana aku tak melihat motor milik DAN terpakir. namun setelah aku masuk, aku lihat dia sudah berada di meja paling pojok. dengan langkah ragu aku mendekatinya dan semakin dekat dengan dia semakin jelas tubuh yang berbeda dengan 2 tahun lalu. "sekarang dia gemukan" ucapku dalam hati. aku coba menyapanya setelah aku berada tak jauh darinya.
"hai juga" ucapnya sambil tersenyum manis. senyuman yang begitu khas dari dirinya dan masih sama seperti dulu. lalu dia menyodorkan tangannya.
aku tersentak saat menyentuh tangannya, tangannya begitu dingin ku rasakan. namun aku tak mau berpikiran yang macam-macam karena aku tahu tadi di luar hujan deras. "kamu kehujanan ya" tanyaku yang di jawab dengan anggukan kecil darinya. lantas aku tanya maksud dia mengundang aku untuk datang kesini. dia hanya menjawab pengen ngobrol saja denganku dan alhasil kami memang mengobrol sampai tak terasa sudah 1 jam disana. hingga akhirnya canda tawa kami surut ketika dia bicara dengan serius.
"sebenarnya aku undang kamu kesini ada hal yang aku omongin"
"apa itu dan?" aku bertanya cepat dan berharap itu ada hubungannya dengan keresahan tadi.
"aku cuma mau pamitan sama kamu, aku sebentar lagi mau pergi"
"kemana?" lagi-lagi aku bertanya cepat
"pokoknya ke suatu tempat lah Na, tempat yang aku yakin aku akan tenang disana"
"malam ini?"
"iya malam ini, karena aku dapet panggilannya hari ini juga"
"panggilan apa?" aku terdiam dan sebelum dia menjawab aku bertanya lagi "panggilan kerja ya?"
dia hanya tersenyum entah apa maksudnya.
"kalau begitu selamat ya, semoga dimanapun kamu, Allah selalu melindungi kamu dan melimpahkan rejeki buat kamu" lanjutku
"amin.. oya aku juga mau berterima kasih karena kamu sudah membari kesempatan buat aku untuk merasakan kebahagiaan dengan kamu walau hanya sementara. tapi aku gak menyesal kok. kamu adalah anugrah terindah yang pernah kumiliki. sheilla banget nih" lalu dia dan aku tertawa. ternyata masih sempat-sempatnya dia bercanda seperti itu. "aku juga minta maaf kalau selama dengan kamu aku banyak berbuat salah dan membuat kamu kesal. tapi percayalah itu semua aku lakukan karena aku sayang kamu dan aku tak tau bagaimana cara yang tepat untuk menunjukkan ke kamu. tapi ya sudahlah itu hanya masa lalu saja dan biarkan menjadi kenangan yang tak kan hilang termakan waktu"
aku tak kuat menahan diri untuk menangis "aku gak tau harus ngomong apa. aku hanya bisa minta maaf saja dan aku akan selalu mendoakanmu yang terbaik" sebelum tangisku semakin menjadi di tempat ini, aku putuskan untuk pamitan pulang saja.
**************************
aku rasakan suasana disekitar rumahku berbeda, aku lihat banyak orang-orang sibuk dan entah apa yang sedang mereka perbuat. aku perlahan masuk ke dalam rumah sambil menoleh kebelakang mencari sesuatu yang sebenarnya entah apa yang aku cari. sampai di dalam aku disambut oleh pertanyaan ibuku
"dari mana kamu kok ampe malem gini baru pulang"
"habis main bu" jawabku "oya ada apa to di jalan kok banyak orang?" akhirnya aku bertanya
"emang kamu belum tau kabar dari DAN?" ibuku malah balik bertanya yang membuatku jadi penasaran
"belum. emang ada apa dengan dia bu?"
"dia kan meninggal tadi sore waktu mau berangkat kerja"
kata-kata itu seakan membekukan aliran darahku, namun aku masih tetap bertahan untuk tak jatuh karena aku masih tak percaya dengan apa yang ibu katakan. "gak mungkin" celotehku lirih dan aku mencoba meraih HPku untuk menunjukkan sms terakhir yang dia kirim, karena aku tahu jam berapa biasanya dia berangkat dan jam kerjanya. kali ini aku benar-benar tak sanggup bertahan oleh serangan ketidak percayaan ku itu, aku tak menemukan sms terakhir darinya yang aku yakin aku belum menghapusnya. "jadi yang aku temui tadi itu..." kepalaku mulai berat, pandanganku mulai kabur dan semua sendiku seakan terlepas dan aku terjatuh tak sadarkan diri...
"jogja selasa 06-11-12 di waktu petang"
"gila. ini bener-bener gila. kenapa sih pikiran dan perasaanku masih saja padanya" gerutu setelah mandi yang masih saja kepikiran dia. aku tak tahu sebenarnya ada gerangan apa yang terjadi, namun aku berusaha untuk positif thinking kepadanya. walau sebenarnya aku juga sudah hampir setahun ini tak komunikasi lagi dengan dia. dan aku berharap dia baek-baek saja. sebenarnya ingin aku telpon dia untuk memastikan kabar dia, tapi waktu sudah tak memberiku kesempatan untuk menelponnya. aku harus cepat-cepat pergi ke tempat kerja.
aku kira di tempat kerja aku akan terlupa dengan keresahan yang menghantuiku sekarang ini seiring kesibukan pekerjaanku sebagai pramuniaga yang berjaga di outlate kosmetik, namun perasaan itu tak juga hilang. aku mulai tak konsen dengan pekerjaanku. bahkan aku tak mendengar saat customer memanggilku.
"mbak..mbak" dia memanggilku lagi lebih keras
"oh iya mas maaf. bisa saya bantu?" jawabku gelagapan.
"parfum gatsby biru ya mabk, yang besar" ucapnya santai namun mampu membuatku semakin tersentak ke keresahan tadi.seakan lebih jelas dan semakin jelas aku teringat akan dirinya, semuanya.
keresahan yang ada padaku ternyata di ketahui temanku, bahkan katanya sejak aku datang dia sudah bisa melihat dari raut wajahku yang tak seperti biasanya. "gak tau ni San, tiba-tiba aku teringat dia terus dari bangun tidur tadi" jawabku setelah dia tanya ada apa denganku.
"itu udah biasa Na. namanya juga mantan, pasti bisa tiba-tiba inget dia. dan itu tandanya kamu kangen dia" lalu dia tersenyum seperti menyindirku.
"tapi kali ini beda San, ada suatu keresahan yang aku sendiri gak tau itu apa"
wajah santi menyurut seiring wajahku yang serius. "ya positif thinking aja lah Na. kamu telpon aja dia" dia memberi usul.
"sebenarnya tadi juga udah mau aku telpon, tapi gak sempet keburu berangkat. mungkin ntar pas istirahat aku coba telpon dia"
"tapi kamu masih kuat sekarang untuk nglanjutin kerja?" dia bertanya cemas
"masih kok" aku menjawab ragu.
*************************
waktu istirahat pun tiba, aku segera ke atas untuk istirahat di ruang loker. dan aku langsung sholat dzuhur sebelum aku mencoba telpon dia. tapi sayang lagi-lagi kesempatan itu tak ada karena lebih dulu HP ku berdering karena pacarku yang menelpon.
"maaf yang baru selesai sholat" suaraku lusuh tak bersemangat yang rupanya di ketahui oleh pacarku. dan aku coba untuk tak bercerita soal ini karena aku tahu dia tak pernah suka jika aku sebut nama DAN di depannya. maka aku terpaksa berbohong padanya.
"ya sudah kalo gitu. oya nanti sore keluar yuk. mumpung malem minggu" ajaknya penuh semangat.
"maaf yang, kayaknya aku gak bisa, rasanya hari ini aku pengen istirahat dirumah aja" tolakku.
"tapi benar kamu gak kenapa-napa kan? kalo gitu aku kerumah aja ya nemenin kamu"
"gak usah juga yang, aku cuma butuh waktu buat tidur aja kok"
"ya sudah kalo gitu"
aku lihat jam hampir pukul satu. aku paksakan makanan ini masuk ke dalam mulutku yang sebenarnya enggan untuk makan sebelum waktu istirahatku habis gara-gara pacarku tadi telpon.
aku kembali bekerja yang berteman keresahan yang belum juga hilang. raut wajahku tak banyak berubah seperti tadi, cara kerjaku juga malas-malasan, lebih banyak aku habiskan untuk melamun mumpung partnerku yang shift siang sudah datang, dengan begitu aku tak terlalu sibuk melayani customer hingga waktunya pulang pun tiba.
tepat jam 16:00 aku keluar dan aku dapatkan sebuah pesan yang membuat aku sedikit kaget, bahkan rasanya semakin bergetar tak percaya di tambah tak mengerti dengan tulisan yang ada di pesan tadi yang berbunyi "aku tunggu kamu di kedai pizza jam 17:00". tak kusangka justru dia yang sms aku lebih dulu walau aku tak mengerti dengan isi sms itu.
sesampainya di rumah aku lansung mandi dan bergegas ke tempat dimana dia sudah menunggu. entah mengapa juga aku seperti terhipnotis untuk segera datang ke tempat itu. aku pacu laju sepeda motorku agar cepat sampai disana. setelah sampai disana aku tak melihat motor milik DAN terpakir. namun setelah aku masuk, aku lihat dia sudah berada di meja paling pojok. dengan langkah ragu aku mendekatinya dan semakin dekat dengan dia semakin jelas tubuh yang berbeda dengan 2 tahun lalu. "sekarang dia gemukan" ucapku dalam hati. aku coba menyapanya setelah aku berada tak jauh darinya.
"hai juga" ucapnya sambil tersenyum manis. senyuman yang begitu khas dari dirinya dan masih sama seperti dulu. lalu dia menyodorkan tangannya.
aku tersentak saat menyentuh tangannya, tangannya begitu dingin ku rasakan. namun aku tak mau berpikiran yang macam-macam karena aku tahu tadi di luar hujan deras. "kamu kehujanan ya" tanyaku yang di jawab dengan anggukan kecil darinya. lantas aku tanya maksud dia mengundang aku untuk datang kesini. dia hanya menjawab pengen ngobrol saja denganku dan alhasil kami memang mengobrol sampai tak terasa sudah 1 jam disana. hingga akhirnya canda tawa kami surut ketika dia bicara dengan serius.
"sebenarnya aku undang kamu kesini ada hal yang aku omongin"
"apa itu dan?" aku bertanya cepat dan berharap itu ada hubungannya dengan keresahan tadi.
"aku cuma mau pamitan sama kamu, aku sebentar lagi mau pergi"
"kemana?" lagi-lagi aku bertanya cepat
"pokoknya ke suatu tempat lah Na, tempat yang aku yakin aku akan tenang disana"
"malam ini?"
"iya malam ini, karena aku dapet panggilannya hari ini juga"
"panggilan apa?" aku terdiam dan sebelum dia menjawab aku bertanya lagi "panggilan kerja ya?"
dia hanya tersenyum entah apa maksudnya.
"kalau begitu selamat ya, semoga dimanapun kamu, Allah selalu melindungi kamu dan melimpahkan rejeki buat kamu" lanjutku
"amin.. oya aku juga mau berterima kasih karena kamu sudah membari kesempatan buat aku untuk merasakan kebahagiaan dengan kamu walau hanya sementara. tapi aku gak menyesal kok. kamu adalah anugrah terindah yang pernah kumiliki. sheilla banget nih" lalu dia dan aku tertawa. ternyata masih sempat-sempatnya dia bercanda seperti itu. "aku juga minta maaf kalau selama dengan kamu aku banyak berbuat salah dan membuat kamu kesal. tapi percayalah itu semua aku lakukan karena aku sayang kamu dan aku tak tau bagaimana cara yang tepat untuk menunjukkan ke kamu. tapi ya sudahlah itu hanya masa lalu saja dan biarkan menjadi kenangan yang tak kan hilang termakan waktu"
aku tak kuat menahan diri untuk menangis "aku gak tau harus ngomong apa. aku hanya bisa minta maaf saja dan aku akan selalu mendoakanmu yang terbaik" sebelum tangisku semakin menjadi di tempat ini, aku putuskan untuk pamitan pulang saja.
**************************
aku rasakan suasana disekitar rumahku berbeda, aku lihat banyak orang-orang sibuk dan entah apa yang sedang mereka perbuat. aku perlahan masuk ke dalam rumah sambil menoleh kebelakang mencari sesuatu yang sebenarnya entah apa yang aku cari. sampai di dalam aku disambut oleh pertanyaan ibuku
"dari mana kamu kok ampe malem gini baru pulang"
"habis main bu" jawabku "oya ada apa to di jalan kok banyak orang?" akhirnya aku bertanya
"emang kamu belum tau kabar dari DAN?" ibuku malah balik bertanya yang membuatku jadi penasaran
"belum. emang ada apa dengan dia bu?"
"dia kan meninggal tadi sore waktu mau berangkat kerja"
kata-kata itu seakan membekukan aliran darahku, namun aku masih tetap bertahan untuk tak jatuh karena aku masih tak percaya dengan apa yang ibu katakan. "gak mungkin" celotehku lirih dan aku mencoba meraih HPku untuk menunjukkan sms terakhir yang dia kirim, karena aku tahu jam berapa biasanya dia berangkat dan jam kerjanya. kali ini aku benar-benar tak sanggup bertahan oleh serangan ketidak percayaan ku itu, aku tak menemukan sms terakhir darinya yang aku yakin aku belum menghapusnya. "jadi yang aku temui tadi itu..." kepalaku mulai berat, pandanganku mulai kabur dan semua sendiku seakan terlepas dan aku terjatuh tak sadarkan diri...
"jogja selasa 06-11-12 di waktu petang"
dAN Bintang itu bersahabat
"Kita adalah sepasang kekasih yang pertama bercinta di luar angkasa
Seperti takkan pernah pulang kau membias di udara dan terhempaskan cahaya
Seperti takkan pernah pulang, ketuk langkahmu menarilah di jauh permukaan"
Seperti takkan pernah pulang, ketuk langkahmu menarilah di jauh permukaan"
lagu itu terdengar keras dengan dentingan piano yang khas. dan aku tahu dari mana asal lagu itu terdengar. ya, dari winamp komputer di bilik kerja Bintang. karena aku tahu ia sangat suka dengan lagu-lagu frau. dan hanya ia satu-satunya manusia di kantor ini yang selalu memutar winamp dengan volume yang keras hingga semua orang yang ada di ruangan ini mendengarkan. dengan terdengarnya lagu itu, berarti ia juga masih sibuk di depan komputernya, sedangkan orang-orang di ruangan ini satu per satu sudah mulai meninggalkan biliknya masing-masing, termasuk dengan aku yang sudah siap untuk pulang.
dengan langkah ragu aku coba mendekatinya, aku lihat wajahnya masih serius memandag layar komputer di depannya hingga tak sadar dengan keberadaanku yang sudah di sampingnya. terpaksa aku menyapanya terlebih dahulu untuk membuka pembicaraan dengannya karena akhir-akhir ini aku merasa ia selalu menghindariku, bahkan sekedar ajakan keluar untuk makan saja selalu ia tolak dengan berbagai alasan dan ada satu nama yang ia buat sebagai tameng, yaitu DAN. setiap kali aku bertanya tentang dia, ia selalu menjawab dengan jawaban yang selalu sama.
"kita makan yuk, aku punya tempat asik buat dinner"
"kamu lihat kan aku masih sibuk"
"aku tunggu deh ampe kamu selesai" ucapku tak putus asa
"habis ini aku ada janji ma DAN, maaf ya sayang ya"
entah kenapa aku mulai kesal saat ia menyebut nama DAN sebagai alasannya. walaupun ia selalu bilang bahwa Dan adalah sahabat karibnya sejak SMU. tapi dari awal pacaran sampai sekarang akupun belum pernah bertemu atau sekedar di kenalkan dengannya. itu yang membuat aku sedikit ragu dengan alibi sahabat yang selalu ia ucapkan.
"dia lagi dia lagi, aku tu mulai ragu dengan hubungannmu sebagai sahabat dengan dia. sekarang jujur saja, sebenarnya ada apa kamu dengan yang namanya DAN itu?" aku menghela nafas "kamu tu lebih mementingkan dia dari pada aku yang jelas-jelas pacarmu" akhirnya suaraku sedikit mengeras.
"kenapa sih kamu gak pernah percaya ma aku. aku sahabatan ma dia tu lebih dulu dari kita pacaran"
"oke!! mungkin emang dia lebih dulu kenal kamu, tapi bukan bararti kalian bisa seenaknya.kamu tu sekarang pacar aku" aku benar-benar emosi di buatnya.
"terserah kamu mau bilang apa. aku capek"
aku coba mengalah lagi kali ini. karena sebenarnya aku tak mau ribut dengannya. kuputuskan saja untuk pulang meninggalkan ia sendiri di biliknya.
***********
bulan april hampir habis, aku masih saja tak mengerti apa yang terjadi dengannya. ia masih saja seperti itu. sekedar angkat telpon dariku saja ia tak mau apalagi membalas sms yang aku kirim.
aku sudah tak tahan dengan perlakuan dia. hari ini, malam ini, akan ku pertanyakan lagi untuk yang terakhir kalinya. tapi ketika aku ingin menelpon dia, aku kalah duluan dengannya. sebuah pesan singkat yang berbunyi "aku ingin bicara ma kamu di tempat biasa kita makan". pikirku kebetulan sekali ia mengajak aku ketemuan. aku persiapkan segalanya termasuk kemungkinan terburuk untuk putus dengannya.
sampai di tempat yang di tentukan, aku di sambut dengan waiter yang mengantarku untuk ke meja yang telah di pesan Bintang. aku mulai bertanya, tak biasanya ia mau pesan tempat terlebih dulu. aku lihat ia belum berada di meja yang telah ia pesan. sepuluh menit sudah aku menunggunya, tapi ia tak kunjung datang juga. hpnya pun tak datap aku hubungi. aku mulai kesal dengannya. namun belum sempat aku meninggalkan meja, ada seorang lelaki menghampiriku dan memperkenalkan diri kepadaku. aku kaget bukan kepalang saat ia mengucap namanya. "ternyata ini yang namanya DAN" ucapku dalam hati. tanpa ku persilahkan duduk, ia menggeser kursi ke belakang dan segera duduk. sebelum ia membuka mulut, aku lebih dulu menghujaninya dengan berbagai pertanyaan yang selama ini menghantuiku. bahkan suaraku ku naikkan, ia tetap diam saja dan justru tersenyum ke arah belakangku. tak lama dari itu tiba-tiba berdiri seorang gadis membawa kue tart berdiameter sekitar 60 cm dan meletakkannya tepat di depannku hingga aku bisa melihat potret wajahku yang tercaving di sebuah coklat yang berada di tengah-tengah kue tart. aku bingung karena tak ku lihat Bintang ada disini. aku bertanya pada mereka. tapi belum sempat mereka menjawab, ku lihat Bintang berjalan kemari dengan mengenakan gaun putih hingga terlihat betapa anggunya ia.
"selamat ulang tahun sayang" ucapnya penuh kemesraan ketika ia sudah berada di hadapannku.
"jadi semua ini.."
ia hanya tersenyum manis dan menyuruhku untuk meniup lilin yang sudah menyala dari tadi.
*********
tak kusangka selama ini ia menghindar dariku hanya untuk menyiapkan hari ulang tahunku saja. ia menjelaskan juga bahwa carving coklat yang ada di tart itu adalah hasil karya sahabatnya, DAN. aku mulai mengerti kenapa ia selalu bertameng nama DAN saat aku mengajaknya keluar. ternyata memang benar DAN itu adalah sahabatnya sejak SMU dan gadir yang membawa kue tart itu adalah tunangannya. ternyata DAN Bintag itu bersahabat....
"trima kasih sayang"
(jogja selasa 06-11-12 dini hari)
Langganan:
Postingan (Atom)