Aku
diam terduduk di sudut ruangan dengan meja yang berisi satu kursi
kosong di hadapannku, berteman segelas orange juice dan beberapa makanan
yang sudah tersaji dari tadi. Aku tetap duduk mematung, tak satupun
dari makanan yang ada di meja aku pegang dan mataku pun mulai
memancarkan tatapan kosong. Entah aku menunggu apa untuk memulai
menyantapnya, yang jelas aku belum ada nafsu makan, sedangkan asap yang
mengepul dari makananku tadi sudah terlihat menghilang.
Aku
terkejut oleh tangan yang tiba-tiba menutup mataku dari belakang,
dengan reflek kedua tanganku meraih tangan itu dan mencoba
melepaskannya. Aku menoleh kebelakang dengan mata yang masih agak rabun
karena eratnya tangan tadi menutupi kedua mataku dan ku dapati wajah
yang tersenyum manis kepadaku sambil pelan mengucap “selamat ulang tahun
sayang”.
Dia
berjalan menuju meja kosong di hadapanku, masih dengan wajah yang
tersenyum manis kepadaku, ia berkata minta minta maaf karena sudah telat
beberapa menit dari waktu yang sudah kita sepakati. “nggak apa-apa kok
sayang. Aku sudah cukup senang kamu sudah mempersiapkan dinner ini
disini, romantis banget”. Tempat yang aku rasa memang romantis dengan
penerang lilin yang terpasang di setiap meja, gemecik suara air di kolam
juga terdengar jelas, pemandangan langit malam yang penuh
bintang-bintang bertaburan. Semua itu memang manambah hawa romantis di
malam hari.
Tangannya
meraih tangannku, ia memintaku untuk menutup mata dan yang aku rasakan
saat itu hanya tangannya tak tak lagi menggenggam tanganku. Hingga
beberapa menit, aku benar-benar tak apa-apa dalam pejaman mataku. “sudah
boleh buka mata belum?”. Dan ku dengar suaranya berkata “belum sayang”.
Entah apa yang dia lakukan, sungguh membuatku penasaran dalam hati.
Baru saja aku selesai memikirkan itu, tiba-tiba aku rasakan ada sentuhan
di rambutku lalu di leherku. Sentuhan yang berasa hangat dan dingin
yang sudah aku tahu dari mana asal keduanya. Ya, dari hangatnya tangan
dia yang menyentuh leherku dan sebuah benda kecil yang akhirnya
terpasang di leherku. Lalu aku membuka mata setelah aku dengar “sekarang boleh buka mata sayang”.
Aku
lihat sebuah kalung dengan liontin berinisial S terpasang di leherku.
“makasih sayang, aku suka banget liontinnya”. Aku tahu itu pasti dia
yang mendesignnya karena aku kenal betul dengan dia, dia suka sekali
mendesign barang yang ingin dia beli, walau sebenarnya dia tak penah
mendapat pelajaran design secara formal. Tapi yang jelas aku benar-benar
suka dengan liontin yang terpasang di leherku. Sekali lagi aku dapati
wajah dengan senyum yang manis sebagai jawabannya.
Aku
pun mulai menikmati hidangan yang sudah ada di meja bersamanya. Malam
yang cerah dengan bertabur bintang-bintng kami habiskan berdua saja.
Bisa di bilang inilah hari ulang tahunku yang sangat berkesan yang tak
akan terlupakan sampai kapanpun juga. Aku rasakan banyak bunga-bunga di
dalam hatiku kini. Hari yang benar-benar special buatku. “terima kasih sayang” ucapku dalam hati.
“kamu
tu nggak boleh banyak-banyak sayang pake saosnya, ntar sakitmu kumat
lo” saos yang ku genggam ia serobot sebelum ia berkata seperti tadi.
Aku
tersentak kaget, botol saos yang aku pegang aku letakkan kembali. Aku
terlihat bingung dengan apa yang barusan terjadi. aku mulai tersadar dan
aku lihat memang hanya diriku saja yang duduk di meja ini dan akhirnya
aku sadar semua ini hanyalah kenangan yang menjelma menjadi ilusi saja.
Entah kenapa tiba-tiba kenangan itu hadir kembali disini. Mungkin karena
alunan lagu my immortal dari evanescence yang terdengar
dari setiap sudut ruangan ini yang sering aku dengar bersamanya empat
tahun lalu dan memaksaku untuk mengingatnya kembali. Dia yang telah
pergi jauh bersama sayapnya yang baru, terbang menuju tempat yang paling
damai, surga.
Aku
kembai tersentak oleh lirihnya suara yang mengatakan “selamat ulang
tahun sayang”. Aku sadar, aku benar-benar dalam keadaan 100% sadar,
bukan ilusi, tapi aku juga tak menemukan asal suara itu walau aku yakin
benar suara itu nyata. “apa itu suara kamu sayang?” tanyaku dalam hati meski aku tak akan pernah mendapatkan jawabannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar