Kamis, 16 Mei 2013

kenangan di hari ulang tahunku...

Aku diam terduduk di sudut ruangan dengan meja yang berisi satu kursi kosong di hadapannku, berteman segelas orange juice dan beberapa makanan yang sudah tersaji dari tadi. Aku tetap duduk mematung, tak satupun dari makanan yang ada di meja aku pegang dan mataku pun mulai memancarkan tatapan kosong. Entah aku menunggu apa untuk memulai menyantapnya, yang jelas aku belum ada nafsu makan, sedangkan asap yang mengepul dari makananku tadi sudah terlihat menghilang.
Aku terkejut oleh tangan yang tiba-tiba menutup mataku dari belakang, dengan reflek kedua tanganku meraih tangan itu dan mencoba melepaskannya. Aku menoleh kebelakang dengan mata yang masih agak rabun karena eratnya tangan tadi menutupi kedua mataku dan ku dapati wajah yang tersenyum manis kepadaku sambil pelan mengucap “selamat ulang tahun sayang”.
Dia berjalan menuju meja kosong di hadapanku, masih dengan wajah yang tersenyum manis kepadaku, ia berkata minta minta maaf karena sudah telat beberapa menit dari waktu yang sudah kita sepakati. “nggak apa-apa kok sayang. Aku sudah cukup senang kamu sudah mempersiapkan dinner ini disini, romantis banget”. Tempat yang aku rasa memang romantis dengan penerang lilin yang terpasang di setiap meja, gemecik suara air di kolam juga terdengar jelas, pemandangan langit malam yang penuh bintang-bintang bertaburan. Semua itu memang manambah hawa romantis di malam hari.
Tangannya meraih tangannku, ia memintaku untuk menutup mata dan yang aku rasakan saat itu hanya tangannya tak tak lagi menggenggam tanganku. Hingga beberapa menit, aku benar-benar tak apa-apa dalam pejaman mataku. “sudah boleh buka mata belum?”. Dan ku dengar suaranya berkata “belum sayang”. Entah apa yang dia lakukan, sungguh membuatku penasaran dalam hati. Baru saja aku selesai memikirkan itu, tiba-tiba aku rasakan ada sentuhan di rambutku lalu di leherku. Sentuhan yang berasa hangat dan dingin yang sudah aku tahu dari mana asal keduanya. Ya, dari hangatnya tangan dia yang menyentuh leherku dan sebuah benda kecil yang akhirnya terpasang di leherku. Lalu aku membuka mata setelah aku dengar “sekarang boleh buka mata sayang”.
Aku lihat sebuah kalung dengan liontin berinisial S terpasang di leherku. “makasih sayang, aku suka banget liontinnya”. Aku tahu itu pasti dia yang mendesignnya karena aku kenal betul dengan dia, dia suka sekali mendesign barang yang ingin dia beli, walau sebenarnya dia tak penah mendapat pelajaran design secara formal. Tapi yang jelas aku benar-benar suka dengan liontin yang terpasang di leherku. Sekali lagi aku dapati wajah dengan senyum yang manis sebagai jawabannya.
Aku pun mulai menikmati hidangan yang sudah ada di meja bersamanya. Malam yang cerah dengan bertabur bintang-bintng kami habiskan berdua saja. Bisa di bilang inilah hari ulang tahunku yang sangat berkesan yang tak akan terlupakan sampai kapanpun juga. Aku rasakan banyak bunga-bunga di dalam hatiku kini. Hari yang benar-benar special buatku. “terima kasih sayang” ucapku dalam hati.
“kamu tu nggak boleh banyak-banyak sayang pake saosnya, ntar sakitmu kumat lo” saos yang ku genggam ia serobot sebelum ia berkata seperti tadi.
Aku tersentak kaget, botol saos yang aku pegang aku letakkan kembali. Aku terlihat bingung dengan apa yang barusan terjadi. aku mulai tersadar dan aku lihat memang hanya diriku saja yang duduk di meja ini dan akhirnya aku sadar semua ini hanyalah kenangan yang menjelma menjadi ilusi saja. Entah kenapa tiba-tiba kenangan itu hadir kembali disini. Mungkin karena alunan lagu my immortal dari evanescence yang terdengar dari setiap sudut ruangan ini yang sering aku dengar bersamanya empat tahun lalu dan memaksaku untuk mengingatnya kembali. Dia yang telah pergi jauh bersama sayapnya yang baru, terbang menuju tempat yang paling damai, surga.
Aku kembai tersentak oleh lirihnya suara yang mengatakan “selamat ulang tahun sayang”. Aku sadar, aku benar-benar dalam keadaan 100% sadar, bukan ilusi, tapi aku juga tak menemukan asal suara itu walau aku yakin benar suara itu nyata. “apa itu suara kamu sayang?” tanyaku dalam hati meski aku tak akan pernah mendapatkan jawabannya.
13685929222138722547

Senin, 06 Mei 2013

sebelum aku meninggalkan jogja...

waktu itu aku di ajak rani untuk main ke tempat kerjanya. saat itu aku hanya diam saja walau rani memperkenalkan beberapa temannya kepadaku, bukan karena aku sok jual mahal, tapi memang aku orang yang pemalu. saat itu aku hanya menikmati beberapa makanan yang ada di depanku, aku tak begitu mengikuti obrolan rani dengan temannya. aku hanya sesekali mencuri pandang kepada temanya yang bernama dani. memang sekilas orangnya tanpak biasa saja, tapi begitu dia tersenyum, wajahnya menjadi manis, itu alasan kenapa aku sesekali mencuri pandang kepadanya. "ternyata dani kalau senyum manis juga ya ran?" ucapku setelah dani pergi meninggalkan kami berdua. "cie cie" jawab singkat rani kepadaku.
   hari itu masih tak ada sesuatu yang special dalam perkenalanku dengan dani walau aku sempat memuji senyumnya yang manis. namun di pertemuan kedua, aku mulai berani menjawab setiap pertanyaan yang dia ajukan kepadaku. entah kenapa rasa maluku itu cepat berlalu. singkat cerita aku dan dani mulai masuk dalam satu obrolan yang aku sendiri bingung apa yang kami obrolkan, karena memang kami baru mengenal satu sama lain, masih belum ada hal yang menarik kami bicarakan selain tanya jawab sekitar pekerjaan, alamat rumah dan apa saja yang terlintas dalam pikiran. berbekal obrolan seperti itu, lama-lama tanpa terasa kita mulai dekat, apalagi dia meminta no hp ku dari rani dan tanpa pikir panjang aku memberikannya. entah kenapa rasanya senang saat dia kirim sebuah sms kepadaku. dari situ aku dan dia jadi sering kirim sms, dan hubungan kami semakin dekat saja.
   aku jadi semangat ketika rani mangajakku ke tempat kerjanya atau kemana saja yang ada hubungannya dengan dani. kami pun beberapa kali pernah main bersama, aku, dani, rani dan pacarnya. mungkin memang rani sengaja mengatur ini semua agar aku bisa dekat dengan dani. tapi apapun maksud rani, aku tetap senang karena seperti itu juga yang selalu aku harapkan dalam hati, bisa jalan-jalan dengan dani walau berempat.
   dan ada hal yang mengejutkan ketika rani bilang kepadaku bahwa dani suka denganku. aku hanya bisa terdiam menahan rasa antara tak percaya dan senang.
   "tapi kenapa dia nggak bilang lansung kepadaku ran? dan selama kami smsan, dia terlihat biasa saja kepadaku?"
   "ya kalau itu aku nggak tau, yang jelas dia bilang kalau dia suka sama kamu. kayaknya kamu juga suka ya ma dia?"
   "jujur aja, lama-lama aku emang suka ma dia. tapi aku nggak mungkin bilang dulu ma dia dan sebenarnya aku nunggu dia bilang suka ma aku bukan lewat kamu, tapi langsung bilang ma aku. tapi sampai sekarang dia nggak bilang itu ke aku"
   "ya udah tunggu aja, kalau emang dia bener-bener suka ma kamu, dia pasti suatu saat akan bilang ma kamu"
   "tapi kapan ran?"
   sudah beberapa bulan kedekatan kami berjalan, dengan harapan dia akan mengatakan kalau dia suka aku dan memintaku untuk jadi pacarnya. namun itu memang hanya harapanku saja, dia sampai saat ini pun masih terdiam walau hubungan aku dan dia terlihat dekat bahkan bisa di bilang mesra. entah apa yang ada dalam pikirannya, aku tak tahu, yang jelas aku menunggu saat dia mengucap cinta kepadaku karena sebagai wanita aku masih belum bisa mengatakan cinta kepadanya lebih dulu. aku hanya bisa bersabar dan berdoa kepada Tuhan jika dia memang berjodoh denganku, kami pasti bersatu, dengan atau tanpa ada kata cinta yang terucap.
   genap satu tahun hubungan ini tanpa ada kepastian dan aku mulai lelah bahkan ada sedikit rasa marah dan kesal hingga saat aku akan pergi untuk bekerja di luar jawa, aku sengaja tak memberi tahu dia, bahkan sahabatku rani pun aku beri tahu satu hari sebelum keberangkatanku. jelas rani marah kepadaku karena aku memberi tahu dia secara mendadak. tapi sebenarnya bukan aku sengaja memberi tau rani secara mendadak, tapi memang aku dapat pangilan kerja juga mendadak.
   tiba-tiba hpku berdering, aku lihat sms masuk dari dani. sepertinya rani memberi tahu tentang semua ini kepada dani setelah aku baca sms dari dani yang menanyakan kebenaranya tentang kepergianku besok pagi.
  "iya"  balas smsku agak jutek, karena aku masih merasa kesal dengan sikap dia yang menggantungkan perasaanku.
   dan akhirnya dia menelponku dengan berkata "kenapa mendadak? kenapa nggak bilang dari kemarin-kemarin win?"
  "maaf dan, ini semua juga mendadak"
  "tapi kenapa juga kamu kerja jauh-jauh. disini kan juga bisa"
  "gak apa-apa dan, aku pengen suasana baru aja"
  "kalau itu emang sudah jadi keputusanmu, aku hanya bisa berdoa, dimanapun kamu berada, Tuhan senantiasa selalu melindungi kamu. dan jaga diri baik-baik ya disana"
   "aku pikir kamu akan bilang kalau kamu sayang aku dan" ucapku dalam hati. aku menhela nafas dan berkata  "amin. iya pasti aku akan jaga diri baik-baik kok"
  "aku juga ingin mengatakan kalau aku sayang kamu win. aku pengen jadi pacar kamu"
  aku terhenyak dan terdiam, akhirnya kata-kata yang aku tungu itu terucap juga dari mulutnya. tapi aku justru tak habis pikir dengan dia. kenapa disaat aku ingin pergi justru dia mengatakan itu yang seharunya ia katakan sejak dulu sebelum aku putuskan untuk pergi dari jogja.
  "kamu tu aneh ya dan, disaat aku akan pergi kamu malah bilang pengen jadi pacarku. kenapa nggak dari dulu kamu bilang itu ke aku. kamu nggak salah dengar kan, kalau akau akan pergi. dan kalau aku menerimamu, kamu tau kan resikonya, kita akan pacaran jarak jauh. sudah urungkan saja niatmu itu dan, dan cari saja wanita lain yang bisa menemani kamu disetiap saat"
   "nggak win, aku tetap ingin jadi pacar kamu. dan aku tau resiko itu, karena aku benar-benar mencintaimu. dan cintaku tak terhalang oleh jarak sejauh mana kamu akan pergi, akau tetap akan mencintai kamu dan akan menunggumu kembali"
  "tapi mungkin aku akan lama disana dan, mungkin paling cepet 2 tahun"
  "aku nggak peduli win, aku tetap akan menunggu kamu, karena aku sayang kamu"
  "kamu serius dan?"
  "apa aku terdengar seperti bercanda?"
  dari nada bicaranya aku juga yakin kalau dani tak bercanda dengan ini. entah kenapa hatiku mulai luluh lagi, kekesalanku kepadanya pun seketika sirna dan berubah menjadi rasa bahagia setelah akhirnya kata-kata yang aku tunggu terucap juga dari mulutnya.
  "janji ya kamu kan menunggu aku"
  "itu artinya..."
   "iya, aku mau jadi pacar kamu. aku juga sayang sama kamu dan" ucapku sebelum dia menyelesaikan ucapannya.
  "iya aku janji"

Minggu, 05 Mei 2013

aku masih mengenalnya...



Wangi dingin ini
Aku mengenalnya
Ya aku mengenalnya
Wangi embun yang mulai menyapa malam
Yang mulai menyelimuti segala daun yang resah terdiam
Wanginya menusuk sampai ke tulang
Wangi yang pernah aku hirup setiap malam
Wangi yang pernah aku nikmati setiap aku masih terjaga
Ketika dulu aku masih tumbuh dewasa
Ketika dulu aku masih merasa aku yang paling bahagia
Karna aku bisa memiliki dia
Dan ketika dulu aku selalu berada di dalamnya
Aku masih mengenalnya sampai sekarang
Ya wangi dingin ini
Dan malam ini
Aku masih mengingatnya
Semua...

(dalam perjalanan pulang)

Jumat, 03 Mei 2013

aku merindukanmu...

malam ini…
jika dia adalah bulan
aku tak akan merebutnya dari sang malam yang tlah membahagiakannya
aku hanya akan memohon satu kepada Tuhan
untuk memberiku waktu
agar aku bisa mengatakan kepadanya
“aku merindukanmu…”