Untuk sementara waktu aku tak terusik oleh dua orang yang duduk tak jauh dari meja yang sedang kutempati sedari tadi sebelum mereka datang.
Setelah mereka pesan dan menunggu pesanan datang, aku dengar mereka mulai ngobrol santai yang lama kelamaan mulai menjurus mesra selayaknya dua orang yang pacaran.
Ah aku mulai geram mendengarnya, apalagi sesekali tanpa sengaja aku melihat adegan kontak fisik antara mereka walau sekedar pegagan tangan. Benar-benar membuatku ingin muntah saja. Dalam hati hanya bisa bertanya sebenarnya apa yang ada dalam pikiran mereka. Aku benar-benar tak mengerti. Adegan memuakkan ini semakin menjadi saat pesanan mereka sudah datang, suap menyuap sepertinya menjadi hal yang lumrah untuk sepasang remaja yang sedang pacaran saat mereka makan malam di sebuah restaurant seperti ini.
Ya, kini aku tau mereka berpacaran. Dengan rasa penasaran aku mulai membaca kedalam pikirannya, mencari sebuah jawaban. Betapa aku ternyak mendapatkan jawabannya, "sebuah kenyamanan". Mereka tak pernah berpikir tentang kodrat, mereka tak pernah berpikir tentang jenis kelamin, yang mereka pikir hanyalah kenyamanan dalam berhubungan meski mereka berdua adalah seorang lelaki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar